KENAKALAN
REMAJA DAN NARKOBA
oleh : Lisna
Kenakalan remaja biasanya dilakukan
oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan
jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak
dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis,
dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa
kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma
dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,
maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang
membuatnya merasa rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung
menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari
penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti
menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka
rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun
lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis
yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang
berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ?
Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah
pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah
sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah
? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan
yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita
dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak
menambah jumlah kasus yang ada.
Akhir-akhir ini fenomena kenakalan
remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar baik
pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu mengupas masalah
yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran
hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa
ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit.
Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota
di Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin
berkembang, arus informasi yang semakin mudah diakses serta gaya hidup
modernisasi, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di
berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup
meluas di berbagai lapisan masyarakat.
Hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari
jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi
asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun
sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang
negatif bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja.
Kondisi
remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Pernikahan usia remaja
2. Sex
pra nikah dan Kehamilan tidak dinginkan
3.
Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja
4. MMR
343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena komplikasi
kehamilan dan persalinan
5.
HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70%
remaja
6.
Miras dan Narkoba.
Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana
mungkin anak remaja yang masih muda, polos, energik, potensial yang menjadi
harapan orangtua, masyarakat dan bangsanya dapat terjerumus dalam limbah
kenistaan, sungguh sangat disayangkan. Tanpa disadari pada saat ini, di luar
sana anak-anak remaja kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras, seks
bebas, aborsi dan kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut
diprediksikan akan terus menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di
permukaan namun jika ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus
kasus yang cukup mengejutkan.
MASALAH
Kenakalan
remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok,
Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.
Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja
jaman sekarang. Dan saya pun pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri
ketika sebuah anak kelas satu SMA di kompelks saya, ditangkap/diciduk POLISI
akibat menjadi seorang bandar gele, atau yang lebih kita kenal dengan
ganja.Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
– kurangnya kasih sayang orang tua.
– kurangnya pengawasan dari orang
tua.
– pergaulan dengan teman yang tidak
sebaya.
– peran dari perkembangan iptek yang
berdampak negatif.
– tidak adanya bimbingan kepribadian
dari sekolah.
– dasar-dasar agama yang kurang
– tidak adanya media penyalur bakat
dan hobinya
– kebasan yang berlebihan
– masalah yang dipendam
Dampak Penyalahgunaan Narkoba
terhadap Remaja
Penyalahgunaan narkoba bisa
berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi
kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
a. Dampak
Pisikis:
1. Lamban
kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang
kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif,
menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung
menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
b. Dampak Sosial:
1.
Gangguan
mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2.
Merepotkan
dan menjadi beban keluarga
3.
Pendidikan
menjadi terganggu, masa depan suram
c. Dampak Langsung bahaya Narkoba
Bagi Jasmani / Tubuh Manusia
Gangguan pada jantung, Gangguan
pada hemoprosik,Gangguan pada traktur urinarius, Gangguan pada
otak, Gangguan pada tulang, Gangguan pada pembuluh
darah, Gangguan pada endorin, Gangguan pada
kulit, Gangguan pada sistem syaraf, Gangguan pada
paru-paru, Gangguan pada sistem pencernaan, Dapat terinfeksi penyakit
menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
d. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan /
Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa
berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak
kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.
Efek depresi
bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau,kegagalan
dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat
menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi
dan melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
e. Dampak
Fisik
Selain ketergantungan sel-sel tubuh,
organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan
otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak
sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor,
paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi
kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS}
yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Walaupun begitu, setiap kehidupan
memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan
dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk
menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama
berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca
biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan
daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan
tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya
sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
beberapa tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
– Perlunya kasih sayang dan
perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
– Adanya pengawasan dari orang tua
yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa
saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah
melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia
dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang
sudah melewati batas tersebut.
– Biarkanlah dia bergaul dengan
teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya.
Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak
sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
– Pengawasan yang perlu dan intensif
terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
– Perlunya bimbingan kepribadian di
sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain
di rumah.
– Perlunya pembelanjaran agama yang
dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai
dengan iman kepercayaannya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti
menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka
rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun
lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja
tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik
psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi
lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa
itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan
masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya
masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama.
Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi,
memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan
perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada. 